Penanganan Sistem Alarm Urin untuk Anak Enuretik

Penanganan Sistem Alarm Urin untuk Anak Enuretik

Penanganan sistem alarm urin adalah alat berupa lonceng dan bantalan untuk menghentikan mengompol yang diciptakan oleh O. H. Mowner dan W. M. Mowner pada tahun 1938. Diperkirakan 75% anak-anak enuretik mampu tidak mengompol sepanjang malam karena bantuan alat yang sangat sederhana ini.
          Sebuah lonceng dan sebuah baterai yang tersambung dengan kabel ke sebuah bantalan yang terdiri dari dua lembar kertas metalik, lembar bagian atas berlubang-lubang, dan di antara kedua lembaran tersebut terdapat selapis kain penyerap. Bantalan tersebut dimasukkan ke dalam sarung bantal dan diletakkan di bawah tubuh si anak ketika tidur. Ketika tetesan pertama urine, yang berfungsi sebagai elektrolit, membasahi kain, sirkuit elektris akan tersambung di antara kedua lembar kertas. Tersambungnya sirkuit tersebut akan membunyikan lonceng atau alarm, yang segera membangunkan anak atau tidak lama setelah mengompol. Si anak umumnya berhenti buang air kecil, mematikan alat tersebut dan pergi ke kamar mandi.
          Mowrer dan Mowrer menganggap lonceng dan bantalan tersebut sebagai prosedur pengkondisian klasik dari Pavlov, dimana suatu stimulus tak terkondisi yaitu lonceng, menyebabkan anak terbangun dari tidurnya, yang merupakan respon tak terkondisi. Lonceng tersebut dipasangkan dengan sensasi penuhnya kandung kemih sehingga sensasi tersebut akhirnya menjadi stimulus terkondisi yang menghasilkan respons terkondisi dalam bentuk si anak terbangun dari tidurnya sebelum lonceng berbunyi. Ahli yang lain mempertanyakan teori pengkondisian klasik dan berpendapat, dalam istilah pengkondisian operant dari Skinner, bahwa lonceng tersebut yang membuat si anak terbangun, berfungsi sebagai hukuman sehingga mengurangi perilaku yang tidak dikehendaki, yaitu mengompol. Dalam praktiknya lonceng tersebut biasanya juga membangunkan orang tua si anak; reaksi mereka dapat menjadi insentif tambahan bagi si anak untuk tidak mengompol.
          Metode lain yang menggunakan pendekatan pengkondisian operant tanpa bantuan alarm urin tidak seberhasil metode dengan alarm tersebut. Di sisi lain, keberhasilan yang lebih besar dapat dicapai dengan member tambahan pada prosedur alarm urin dasar, seperti minum dalam jumlah yang lebih banyak selama beberapa malam berturut-turut sebelm waktu tidur (agar si anak terbiasa menahan cairan di kandung kemih tanpa mnegompol) dan memastikan bahwa si anak terbangun dan mengganti seprei setiap kali alarm berbunyi (untuk menambah konsekuensi negative mengompol). Alarm urin terbaru dipakai di tubuh damn lebih handal jika dibandingkan bantalan asli yang diletakkan di kasur.
          Pendekatan yang lain adalah penanganan farmakologis. Sekitar sepertiga pasien enuretik yang berupaya mendapatkan bantuan professional diberi resep obat, seperti obat antidepresan imipramin (tofranil) dan desmopresin, yang meningkatkan penyerapan air dalam ginjal. Pemberian obat semacam itu memberikan hasil dengan cara mengubah reaktivitas otot yang digunakan dalam buang air kecil (imipramin) atau dengan mengonsentrasikan urin dalam kandung kemih (desmopresin). Meskipun efek positif biasanya segera terlihat, dalam sebagian besar kasus si anak mengalami kekambuhan segera setelah pemberian obat dihentikan, dan efek samping negative imipramin (seperti masalah tidur, kelelahan, sakit perut) dapat menjadi masalah.


Referensi:
Davison, Gerald C., Neale, John M., & Kring, Ann M. (2006). Psikologi Abnormal edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.
Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. 2007. Human Development tenth edition. New York : Mc Graw Hill


Comments

Popular posts from this blog

KEPADATAN DAN KESESAKAN

PRO KONTRA INTERNET

Keterbatasan Sosial dan Keterbatasan Fungsi Mental Anak MR