Dampak Ketunagrahitaan (Retardasi Mental)

    Orang yang paling banyak menanggung beban akibat ketunagrahitaan adalah orang tua dan keluarga anak tersebut. Oleh sebab itu dikatakan bahwa penanganan anak tunagrahita merupakan resiko psikiatri keluarga. Keluarga anak tunagrahita berada dalam resiko, mereka menghadapi resiko yang berat. Saudara-saudara anak tersebut pun menghadapi hal-hal yang bersifat emosional.
    Saat yang kritis adalah ketika keluarga itu pertama kali menyadari bahwa anak mereka tidak normal seperti anak lainnya. Jika anak tersebut menunjukkan gejala-gejala kelainan fisik (misalnya mongol), maka kelainan anak dapat segera diketahui sejak anak dilahirkan. Tetapi jika anak tersebut tidak mempunyai kelainan fisik, maka orang tua hanya akan mengetahui dari hasil pemeriksaan. Cara menyampaikan hasil pemeriksaan sangatlah penting. Orang tua mungkin menolak kenyataan atau menerima dengan beberapa persyaratan tertentu.
   Dalam memberitahukan kepada orang tua hendaknya dilakukan terhadap keduanya (suami-istri) secara bersamaan. Dianjurkan agar sejak awal sudah diperkenalkan dengan orang tua lain yang juga mempunyai anak cacat. Orang tua hendaknya menyadari bahwa mereka tidak sendirian. Lahirnya anak cacat (tunagrahita) selalu merupakan tragedi.
Adapun saat-saat kritis itu terjadi ketika:
  • Pertama kali mengetahui bahwa anaknya cacat,
  • Memasuki usia sekolah, pada saat tersebut sangat penting kemampuan masuk sekolah sebagai tanda bahwa anak tersebut normal,
  • Meninggalkan sekolah,
  • Orang tua bertambah tua sehingga tidak mampu lagi memelihara anaknya yang cacat.
   Pada saat-saat kritis seperti ini biasanya orang tua lebih mudah menerima saran dan petunjuk. Setelah kejutan yang pertama, orang tua ingin mengetahui mengapa anaknya tunagrahita. Mereka dan anak-anaknya yang normal ingin mengetahui apakah sesudah melahirkan anak yang tunagrahita mereka dapat melahirkan anak normal.
   Pada umumnya masyarakat kurang mengacuhkan anak tunagrahita, bahkan tidak dapat membedakannya dari orang gila. Orang tua biasanya tidak memiliki gambaran mengenai masa depan anaknya yang tunagrahita. Mereka tidak mengetahui layanan yang dibutuhkan oleh anaknya yang tersedia di masyarakat. Saudara-saudaranya ketika memasuki usia remaja menghadapi hal-hal yang menyangkut emosional kehadiran saudaranya yang tunagrahita dirasakan sebagai beban baginya. Dilihat dari sudut tertentu, baik juga seandainya anak tunagrahita dipisahkan di tempat-tempat penampungan. Tetapi bila dilihat dari sudut lain, pemisahan seperti ini dapat pula mengakibatkan ketegangan orang tua, terlebih bagi ibu yang sudah terlalu menyayangi anaknya.

Comments

Popular posts from this blog

KEPADATAN DAN KESESAKAN

PRO KONTRA INTERNET

Keterbatasan Sosial dan Keterbatasan Fungsi Mental Anak MR