Posts

Showing posts from April, 2010

JENIS-JENIS DYSLEXIA

Dyspraxia Dyspraxia (disprasia) merupakan masalah yang berhubungan erat dengan aspek perkembangan sensorik-motorik yang melibatkan kecacatan atau ketidakmatangan dalam pengelolaan penggerakkan. juga bermasalah dengan bahasa, persepsi, dan pemikiran. Perkembangan dyspraxia sering disebut "sindrom anak ceroboh" yaitu ketidakdewasaan cara otak dalam memproses informasi, sehingga pesan tidak benar atau sepenuhnya dapat diteruskan.sehingga terkadang membuat anak terlihat gugup dan kurang mampu mengkoordinasikan tubuhnya. Dysgraphia Dysgraphia atau disebut juga agraphia adalah ketidakmampuannya untuk menulis, terlepas dari kemampuan untuk membaca, bukan karena penurunan nilai intelektual. Mereka juga bisa tata bahasa dasar dan kurangnya keterampilan ejaan dan seringkali menulis kata-kata yang salah ketika menuangkan pikirannya secara tertulis. Dysgraphia adalah istilah yang diberikan kepada pendidikan yang merupakan dampak paling signifikan dari kondisi dan mengacu pada ket

KESULITAN PEMAHAMAN BAGI ANAK DISLEKSIA

Penderita disleksia bukan hanya mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca saja, tetapi juga kesulitan masalah pemahaman. Contonya, sang anak akan sulit memahami apa yang dibacanya ketika ia membaca buku cerita ataupun buku pelajaran, ini pulalah yang kelak akan menyebabkan sang anak memiliki prestasi yang rendah di sekolah. Untuk mengajarkan pemahaman anak disleksia, alangkah baiknya jika sang pendidik atau pembimbing mengidengtifikasikan dahulu kemampuannya. Setelah mengetahui sejauh mana pengetahuannya, kita bisa coba dengan mengajarinya untuk memahami sesuatu seperti berikut: • Pilihlah buku yang menarik bagi sang anak, biasanya anak lebih menyukai buku-buku cerita dongeng. Ajak ia membacanya secara keras-keras, meskipun nantinya dia tidak dapat membacanya secara cepat seperti anak normal dan juga akan mengalami kesulitan ketika membacanya. Setelah selesai membacanya, mintalah ia untuk menceritakannya kembali. • Jika dengan cara sebelumnya ia menolak. Mintalah i

CARA PENGAJARAN BAGI ANAK DISLEKSIA

Seorang anak dengan beberapa gejala kesulitan belajar yang mengarah kepada disleksia, baru dapat benar-benar diyakini jika anak tersebut memiliki IQ rata-rata atau bahkan ada pula yang diatas rata-rata. Dalam mengajari anak disleksia haruslah dengan penuh kesabaran. Berikut ini terdapat 2 cara pengajaran bagi anak disleksia: ·          Perkenalkan anak dengan huruf alphabet dari A sampai Z dan tidak jarang anak akan merasa kesulitan di beberapa huruf. Contonya, anak disleksia sulit membedakan huruf B dengan huruf D. jika anak tersebut belum dapat membedakan huruf B dan D maka ajarilah hurufnya satu per satu. Bimbing ia untuk menulis huruf B dengan ukuran yang besar dan ajak ia menikuti alur huruf B. ·          Jika anak sudah dapat membedakan hurufnya, cobalah untuk mengajarkan untuk melihat dan mendengar kata tersebut satu per satu. Contonya, tulis IBU dengan ukuran yang besar dan ucapkan secara berulang-ulang hingga ia dapat bena

GEJALA DYSLEXIA

       Bagi penderita disleksia mereka akan sulit membaca apalagi tulisan-tulisan yang kesil dan berdempetan seperti tulisan di koran bahkan buku pelajaran. Mereka melihat tulisan yang agak kabur bahkan terkadang hanya seperi btulisan-tulisan keriting tak bermakna.        Anak disleksia akan mengalami hambatan dalam memenuhi tugas perkembangannya karena adanya beberapa keterbatasan yang ia miliki. Untuk mewaspadai anak menderita disleksia, alangkah baiknya jika mengetahui gejala (simptom) yang terjadi pada anak. Simptom umum yang sering terjadi ditampilkan anak disleksia ialah: • Kelemahan orientasi kanan-kiri maupun atas-bawah. • Kecenderungan membaca kata bergerak mundur, seperti: “dia” dibaca “aid”. • Kelemahan keterampilan jari. • Kesulitan dalam berhitung hingga sering terjadi kesalahan. • Kelemahan memori. • Kesulitan auditatif. • Kelemahan memori-visual, tidak mampu memvisualkan kembali objek, kata, atau huruf. • Dalam membaca keras tidak mampu menkorversikan simbol visual ke da

PENYEBAB DYSLEXIA

            Anak yang menderita disleksia akan kesulitan dalam membaca maupun menulis, dan sering kali melakukan aritmetika, karena mereka merasa bingung dengan atas, bawah, kiri, dan kanan. Sebagian besar kasus disleksia dipercaya bersumber dari kerusakan neurologis dalam proses suara pembicaraan; ketidakmampuan untuk mengenali bahwa kata-kata tersebut terdiri dari unit suara yang lebih kecil, yang direpresentasikan oleh huruf yang tercetak. Kerusakan dalam memproses fonologis membuatnya sulit untuk men- decode kata.             Anak yang menderita dileksia terjadi karena kerusakan otak. Mereka juga menjadi lemah dalam memori jangka pendek dan keterampilan linguistic dan kognitif lainnya.             Penyebab lainnya dari disleksia adalah factor keturunan. Gangguan-ganguan yang dialami oleh anak disleksia dan gangguan bahasa serta komunikasi lainnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh genetik yang kental.             Pencitraan otak telah mengun

DEFINISI DYSLEXIA

       Disleksia ( dyslexia ) atau ketidakcakapan membaca dan menulis, adalah jenis lain dari gangguan belajar. Semua istilah disleksia ini digunakan di dalam dunia medis, tetapi saat ini digunakan pada dunia pendidikan dalam mengidentifikasi anak-anak bekecerdasan normal yang mengalami kesulitan berkompetisi dengan temannya di sekolah.        Ann Bancroft bukan satu-satunya orang tenar yang harus berjuang dengan masalah belajar. Nelson Rockefeller, mantan wakil presiden AS, sangat sulit membaca sehingga dia memilih untuk berpidato tanpa naskah ketimbang harus membacanya. Sosok lain yang dilaporkan menderita disleksia, gangguan perkembangan dalam membaca dimana prestasi membacanya di mana prestasi membacanya jauh berada di level yang diprediksi oleh IQ atau usia, termasuk pahlawan Perang Dunia II Jenderal George Patton, penemu Thomas Edison, dan aktris Whoopi Goldberg.        Disleksia sangat umum didiagnosa dalam sejumlah besar ketidakmampuan belajar ( learning disability ), gangguan

KELEMAHAN PERSEPTUAL ATAU PERSEPTUAL-MOTORIK

          Kelemahan perseptual dan perseptual-motorik merujuk kepada masalah yang sama. Persepsi berfungsi membedakan stimulus sensoris, yang pada gilirannya harus diorganisasikan ke dalam pola-pola bermakna. Jika kelemahan perseptual-motorik terjadi, integrasi antara persepsi dan gerak motorik akan terganggu. Kondisi ini menjadikan anak tidak dapat melakukan pengamatan secara tepat dan tidak mampu menterjemahkan pengamatan itu ke dalam alur gerak motorik, dan bahkan anak tidak dapat mendengar dan melihat secara normal. Biasanya anak yang mengalami gangguan perseptual motorik ini mengalami kesulitan dalam memahami dan menyatakan ide. Simptom umum yang sering ditunjukkan oleh anak yang mengalami Kelemahan perseptual dan perseptual-motorik, antara lain: ·          Kemiskinan koordinasi visual-motorik ·          Gangguan keseimbangan badan pada waktu berjalan maju, mundur, dan menyimpang ·          Kurang terampil dalam melompat ·          Kesulitan

APHASIA

        Aphasia merujuk kepada suatu kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia 3 tahunan. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan karena faktor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan organ bicara ataupun faktor lingkungan. Aphasia mempunyai beberapa simptom yang digolongkan dam tiga karakteristik utama, antara lain: a) Receptive aphasia • Tidak dapat mengidentifikasi apa yang didengar • Tidak dapat melacak arah • Kemiskinan kosakata • Tidak dapat memahami apa yang terjadi dalam gambar • Tidak dapat memahami apa yang dia baca b) Expressive aphasia • Jarang bicara di kelas • Kesulitan dalam melakukan peniruan • Banyak pembicaraan yang tidak sejalan dengan ide • Jarang menampilkan gesture (gerak tangan) • Ketidakcakapan menggambar dan menulis c) Inner aphasia • Tidak mampu melakukan asosiasi; oleh karena itu sulit berpikir abstrak • Memberikan respon yang tidak layak atas panggilan • Lamban dalam merespon Daftar Pusta

GEJALA MINIMAL BRAIN DYSFUNCTION

Simptom (gejala) disfungsi minimal otak ( Minimal brain dysfunction ) biasanya mulai tampak pada saat usia taman kanak-kanak, tetapi untuk anak tertentu mungkin belum tampak pada saat anak memasuki sekolah dasar. Beberapa simptom spesifik dari ketidakberfungsian otak minimal antara lain: a)       Kelemahan dalam persepsi dan pembentukan sikap ·          Membedakan ukuran ·          Membedakan kiri-kanan dan atas-bawah ·          Orientasi waktu ·          Memperkirakan jarak ·          Membedakan bagian keseluruhan ·          Memahami keutuhan b)       Gangguan bicara dan komunikasi ·          Kelemahan membedakan stimulus auditif ·          Perkembangan bahasa yang lamban ·          Seringkali kehilangan pendengaran ·          Seringkali berbicara tak teratur c)       Gangguan fungsi motorik ·          Seringkali gemetar atau menunjukkan kekakuan gerak ·          Hiperaktivitas ·          Hipoaktivitas d)      Kemunduran prestasi dan penyesuaian

DEFINISI MINIMAL BRAIN DYSFUNCTION

          Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat beberapa istilah dalam kesulitan belajar ( learning disability ) yang salah satunya adalah minimal brain dysfunction atau biasa disebut dengan ketidakberfungsian minimal otak . Minimal brain dysfunction adalah suatu kondisi gangguan saraf minimal pada anak. Ketidakberfungsian ini bisa termanifestai dalam berbagai kombinasi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian perhatian, impulsif (dorongan), atau fungsi motorik. Anak yang mengalami minimal brain dysfunction cenderung ketidakberfungsian otaknya untuk berpikir, menerima materi di kelas, stimulus maupun rangsangan. Anak-anak yang mengalami disfungsi minimal otak pada saat lahir akan menjadi masalah besar pada saat anak mengalami proses belajar. Seperti gangguan belajar yang lain, ganggaun belajar ini membutuhkan perhatian dan penanganan untuk membantunya berpikir terutama dalam proses belajar di sekolah. Daftar Pustaka Somantri, Sutjihat

MASALAH DAN DAMPAK DARI ANAK BERKESULITAN BELAJAR

MASALAH DAN DAMPAK DARI ANAK BERKESULITAN BELAJAR Secara umum perilaku bermasalah yang muncul dari kesulitan belajar terutama terkait dengan masalah penyesuaian diri maupun akademik anak, hubungan sosial, dan stabilitas emosi ·          Bagi penderita (anak berkesulitan belajar) Kondisi seperti ini dapat menimbulkan frustasi atau cemas yang berlebihan karena dia selalu mengalami kegagalan dalam memenuhi tuntutan dan tugas belajar. ·          Bagi keluarga Kondisi seperti ini dapat menimbulkan kekhawatiran orangtua, apalagi jika orangtua tidak memahami masalah yang dialami anaknya. Kekecewaan, perasaan, dan pikiran aneh bisa muncul pada orangtua dan tidak mustahil menimbulkan frustasi orangtua atau keluarga. Oleh karena itu, keluarga terutama orangtua haruslah memperhatikan benar proses belajar anak agar dapat mengetahui sejauh mana sang anak dapat menerima pelajaran atau bahkan waspada jika anak tersebut sangat sulit menyelesaikan tugas belajarnya

IDENTIFIKASI ANAK BERKESULITAN BELAJAR

IDENTIFIKASI ANAK BERKESULITAN BELAJAR Identifikasi anak berkesulitan belajar akan sangat bergantung kepada definisi, orientasi, dan prosedur identifikasi dan metode pengajaran yang digunakan untuk anak berkesulitan belajar. Misalnya, jika kita yakin bahwa masalah bahasa itu merupakan sentral utama maka identifikasi kesulitan belajar akan difokuskan pada pengukuran keterampilan berbahasa. Adapun prinsip-prinsip dasar evaluasi untuk anak berkesulitan belajar: 1. Tes atau teknik evaluasi harus diberikan dalam bahsa yang dapat dimengeti anak. 2. Evaluasi harus dilakukan oleh tim dari berbagai disiplin ilmu yang mengetahui masalah kesulitan belajar. 3. Kriteria penetapan kesulitan belajar hendaknya mempertimbangkan beberapa hal berikut: a) Seorang anak dikatakan mengalami kesulitan belajar jika anak tidak mampu mencapai prestasi sesuai dengan usia dan tingkat kecakapan dalam satu atau lebih bidang: • Ekspresi lisan • Mendengarkan pemahaman • Ekspresi tulisan • Keterampilan membaca

KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR

KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR ·          Aspek kognitif Masalah-masalah kemampuan bicara, membaca, menulis, mendengarkan, berpikir, dan matematis semuanya merupakan penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Tidak jarang anak yang mengalami kesulitan membaca menunjukan kemampuan berhitung yang tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa anak berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif yang normal, akan tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara nyata. ·          Aspek bahasa Masalah bahasa anak berkesulitan belajar menyangkut bahasa reseptif maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan menerima dan memahami bahasa. Sedangkan bahasa ekspresif adalah kemampuan mengekspresikan diri secara verbal. Di dalam proses belajar kemampuan berbahasa merupakan alat untuk memahami dan

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR Kepart (Sutjihati, 2005), mengelompokan penyebab kesulitan belajar ke dalam tiga kategori utama, yaitu: kerusakan otak, gangguan emosional, dan pengalaman. • Kerusakan otak Terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam kasus-kasus encephalitis, meningitis dan toksik. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk proses belajar pada anak dan remaja. • Gangguan emosional Terjadi karena adanya trauma emosional berkepanjangan yang mengganggu hubungan fungsional system urat saraf. Namun tidak semua trauma emosional menimbulkan gangguan belajar. • Pengalaman Factor pengalaman yang dapat menimbulkan kesulitan belajar mencangkup factor-faktor kesenjangan perkembangan atau kemiskinan pengalaman lingkungan. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak yang terbatas memperoleh rangsangan lingkungan yang layak, atau tidak pernah mempetroleh kesempatan menangani peralatan dan mainan tertentu, dimana kesempatan tersebut dapat mempermudah

DEFINISI KESULITAN BELAJAR

DEFINISI KESULITAN BELAJAR           Learning disability merupakan istilah untuk anak berkesulitan belajar. Banyak istilah atau sebutan yang sering digunakan untuk merujuk anak yang mengalami kesulitan belajar khusus, antara lain : attention deficit disorder , clumsy child syndrome , perceptual handicap , brain injury , minimal brain dysfunction ¸ dyslexia ¸ dyslogic syndrome , learning disorder , educational handicap , mild handicap , neurogical impairment , hyperactivity , dan hyperkinesis .          Menurut Badan Penasihat Nasional Penyangdang Cacat Amerika Serikat mendefinisikan learning disability dalam rumusan berikut: “ Specific learning disability ” means a disorder in one or more of the basic psychological processes involved in understanding or in using language , spoken or written , which may manifest it self in an imperfect ability to listen , think , speak, read , write, spell, or to do mathematical calculation. The term include su