Etiologi Fobia Sosial
Beberapa anak menunjukkan kecemasan yang sangat besar dalam situasi sosial tertentu, menunjukkan fosbia yang sama dengan yang dialami orang dewasa. Ketika anak-anak tersebut diminta menulis catatan harian tentang berbagai peristiwa yang menyebabkan kecemasan, mereka menulis mengalami kecemasan tiga kali lebih sering dibanding anak-anak dalam kelompok kontrol normal, dengan kekhawatiran pada berbagai aktivitas seperti membaca dengan keras di depan kelompok/kelas, menulis di papan tulis, dan melakukan sesuatu di depan orang lain. Bila dihadapkan pada situasi-situasi tersebut mereka menangis, menghindar, dan mengalami keluhan somatic sperti gemetar dan mual.
Beberapa teori mengenai etiologi fobia sosial pada anak-anak secara umum sama dengan teori-teori fobia sosial pada orang dewasa. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan melebih-lebihkan bahaya yang terkandung dalam banyak situasi dan merendahkan kemampuan mereka untuk menghadapinya. Kecemasan yang diciptakan oleh kognisi tersebut kemudian mempengaruhi interaksi sosial, menyebabkan anak menghindari berbagai situasi sosial sehingga tidak banyak berlatih keterampilan sosial. Pendapat lain adalah anak-anak yang menarik diri tidak mengetahui bagaimana cara bergaul yang memfasilitasi interaksi dengan teman-teman seusia mereka. Penemuan bahwa anak yang mengisolasi diri melakukan lebih sedikit upaya untuk berteman dan kurang imajinatif dalam bermain dapat mengindikasikan defisiensi keterampilan sosial. Terakhir, anak-anak mengisolasi diri mungkin menjadi demikian karena pada masa lalu mereka menghabiskan sebagian besar waktunya bersama orang-orang dewasa; anak-anak tersebut lebih bebas berinteraksi dengan orang dewasa dibandingkan dengan anak-anak lain.
Referensi :
Davison, Gerald C., Neale, John M., & Kring, Ann M. (2006). Psikologi Abnormal edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.
Comments
Post a Comment