Penyebab Enuresis
Penyebab Enuresis
Sebuah studi bari-baru ini di Denmark untuk pertama kalinya menunjukkan keterkaitan genetik langsung dalam mengompol di malam hari; suatu bagian kromosom 13 tampaknya mengandung gen bagi enuresis noktural (anak yang mengompol ketika tidur).
Sebanyak 10% dari seluruh kasus enuresis disebabkan oleh kondisi medis murni, seperti infeksi saluran urin, penyakit ginjal kronis, tumor, diabetes, dan kejang. Karena banyaknya insiden penyebab fisiologis enuresis, sebagian besar professional merujuk pasien enuretik ke dokter sebelum memberikan penanganan psikologis. Ada pula yang mengatakan bahwa enuresis dapat disebabkan oleh ketidaksiapannya seorang anak dalam menerima adik baru.
Pengendalian kandung kemih, yaitu penghambatan suatu refleks alami hingga buang air kecil dengan sengaja dapat dilakukan, merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Bukti-bukti medis mengenai aktivitas otot-otot panggul bawah mendukung pemikiran bahwa anak-anak yang mengompol tidak dapat melakukan kontraksi spontan pada otot-otot tersebut di malam hari.
Beberapa teori psikologis menganggap enuresis sebagai suatu simtom (gejala) gangguan psikologis yang lebih umum, seperti kecemasan. Meskipun demikian, banyak peneliti berpendapat bahwa masalah seperti kemarahan dan kecemasan merupakan reaksi atas rasa malu dan rasa bersalah karena mengompol, bukan sebagai penyebab enuresis. Para teori pembelajaran berpendapat bahwa anak-anak mengompol karena mereka tidak belajar untuk terbangun di malam hari sebagai respons yang dikondisikan atas penuhnya kandung kemih atau menghambat relaksasi otot lingkar yang mengendalikan urinasi.
Referensi:
Davison, Gerald C., Neale, John M., & Kring, Ann M. (2006). Psikologi Abnormal edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.
Comments
Post a Comment