Penanganan Enuresis

Penanganan Enuresis

          Penanganan rumahan untuk mengompol telah melebar luas dari sekedar membatasi asupan cairan, memakaikan diapers pada malam maupun siang hari, hingga menggantungkan bukti-bukti kesalahan, seperti seprei yang basah akibat ompol. Sebagian besar strategi semacam itu tidak efektif. Sama saja dengan menunggu hingga si anak dengan sendirinya tidak lagi mengalami masalah tersebut juga bukanlah tindakan yang memuaskan. Hanya sekitar 15% anak-anak enuretik berusia antara 5 hingga 19 tahun yang menunjukkan kesembuhan spontan dalam waktu satu tahun.
          Terdapat dua macam penanganan yang paling banyak digunakan yang dirujuk oleh profesional adalah pemberian obat dan sistem alarm urin. Enuresis jika ditangani sejak dini maka berangsur-angsur gangguan ini bisa saja hilang dengan sendirinya. Peranan dari keluarga sangatlah penting, misalnya dengan cara-cara sederhana yang dapat digunakan bagi orang tua untuk menangani anak enuretik seperti pemberian reward atas keberhasilannya untuk mengatur buang air kecilnya. Contohnya, orang tua akan memberikan ia reward jika ia 10 hari berturut-turut tidak mengompol pada siang hari dan malam hari. Dan tantangan sedikit demi sedikit ditambahkan dari 10 hari menjadi 15 hari dan sampai anak tersebut sudah bisa lebih baik mengatur buang air kecilnya. Atau bisa juga seperti tradisi di beberapa keluarga yang mengotong sang anak ketika tengah malam untuk buang air kecil di kamar mandi sebelum ia mengompol ketika sedang tertidur pulas.


Referensi:
Davison, Gerald C., Neale, John M., & Kring, Ann M. (2006). Psikologi Abnormal edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.



Comments

Popular posts from this blog

KEPADATAN DAN KESESAKAN

PRO KONTRA INTERNET

Keterbatasan Sosial dan Keterbatasan Fungsi Mental Anak MR