Tipe Fobia Sekolah

     Fobia sekolah dalam arti yang sebenarnya mungkin merupakan sebuah tipe dari kecemasan berpisah (separation anxiety disorder) yaitu anak-anak selalu merasa khawatir bahwa suatu bahaya akan menimpa orang tua atau diri mereka ketika tidak bersama orang tua mereka. Separation anxiety disorder merupakan kondisi yang mengandung kecemasan berlebihan dalam jangka waktu, paling tidak, empat minggu berkaitan dengan perpisahan dengan rumah atau dari orang yang sangat dekat dengan si anak. Separation anxiety disorder menyerang sekitar 4% dari anak-anak dan remaja awal dan mungkin terus berlangsung sepanjang masa sekolah. Anak-anak ini biasanya datang dari keluarga dengan ikatan yang sangat kuat. Mereka mungkin mengembangkan gangguan tersebut setelah kematian binatang peliharaan mereka, setelah menderita penyakit, atau pindah ke sekolah baru. Banyak anak dengan separation anxiety disorder juga menunjukkan simtom depresi, seperti rasa sedih, menarik diri, apati, atau kesulitan berkonsentrasi.
     Anak dengan fobia sekolah cenderung merupakan siswa yang baik. Mereka cenderung takut dan segan jauh dari rumah, tetapi membantah, keras kepala, dan menuntut terhadap orang tuanya. Elemen penanganan terpenting adalah kembali masuk ke sekolah sesegera mungkin dan secara gradual. Biasanya anak mulai masuk sekolah tanpa banyak kesulitan setelah penanganan tersebut dimulai.
     Fobia sekolah bisa juga merupakan bentuk fobia sosial, yaitu ketakutan luar biasa dan/atau menghindari situasi sosial. Anak dengan fobia sosial mungkin akan begitu ketakutan akan penghinaan sehingga saat dimintaa untuk berbicara di kelas atau ketika bertemu dengan kenalan di jalan, muka mereka berubah merah, berkeringat atau berdebar-debar. Fobia sosial lebih umum dari yang pernah diyakini, menyerang 5% anak-anak dan 8% orang dewasa. Fobia sosial bersifat menurun, karena itu terdapat kemungkinan genetik. Sering kali fobia ini dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti kegelapan yang menyerang ketika seorang anak dipanggil di kelas. Anak-anak juga dapat mengembangkan fobia sosial dengan mengamati bagaimana respon orang tua mereka terhadap situasi sosial.



Referensi :
Davison, Gerald C., Neale, John M., & Kring, Ann M. (2006). Psikologi Abnormal edisi kesembilan. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada.
Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. 2007. Human Development tenth edition. New York : Mc Graw Hill

Comments

Popular posts from this blog

KEPADATAN DAN KESESAKAN

PRO KONTRA INTERNET

Keterbatasan Sosial dan Keterbatasan Fungsi Mental Anak MR